SKK Migas dan Pertamian EP (PEP) Limau Field meresmikan Bank Sampah dan melantik anggota baru Masyarakat Peduli API (MAS PEPI) di Desa Karya Mulya |
PRABUMULIH MSM.COM – SKK Migas dan
Pertamina EP (PEP) Limau Field meresmikan Bank Sampah dan melantik anggota baru
Masyarakat Peduli Api (MAS PEPI) di Desa Karya Mulya, pada Selasa (26/7).
Program yang diinisiasi oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PEP Limau Field, diresmikan oleh Asisten
II Sekretaris Daerah Kota Prabumulih, Drs. H. Muhammad Ali M.Si, General
Manager Zona 4, Agus Amperianto, Sr Manager Limau Field, Zulfikar Akbar, dan
Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Pendirian Bank Sampah di Dusun 3
Desa Karya Mulya merupakan komitmen perusahaan dalam mewujudkan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12,
tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta SDGs nomor 11,
tentang kota dan komunitas yang berkelanjutan. Sedangkan, pembentukan MAS PEPI
sejalan dengan tujuan SDGs nomor 13, tentang aksi untuk mengatasi perubahan
iklim dan dampaknya.
SKK Migas dan Pertamian EP (PEP) Limau Field meresmikan Bank Sampah dan melantik anggota baru Masyarakat Peduli API (MAS PEPI) di Desa Karya Mulya |
Sesuai dengan keberlanjutan program
kemitraan dan bina lingkungan CSR Limau Field yang berkelanjutan yaitu program
bank sampah yang terletak di Dusun 3 Desa Karya Mulya bersinergi dengan bank
sampah Prabumulih. Program Bank Sampah ini merupakan komitmen perusahaan
mendukung SDG’s no 12 untuk upaya mengurangi dampak lingkungan dan SDG’s no 11
tentang kawasan desa kawasan desa yang aman dan nyaman Selain itu, untuk
menggugah kesadaran masyarakat menjaga lingkungan yang saat ini menjadi isu
nasional. Hingga Selasa (19/7), tercatat 100 nasabah menyetor sampah
non-organik.
Selain Bank Sampah, Pertamina EP
Limau Field turut melantik anggota MAS PEPI Desa Karya Mulya. MAS PEPI dibentuk
untuk menjawab problem kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjadi isu
lingkungan di Sumatra Selatan, khususnya di Desa Karya Mulya.
BACA JUGA :
Bentuk Apresiasi dan Dukungan Polres Muratara Dapat Kirimam Papan Bunga
MAS PEPI dibekali dengan
pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang memadai untuk penanganan
karhutla. Bahkan anggota MAS PEPI memiliki sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Walikota Prabumulih yang diwakili
oleh Asisten II Muhammad Ali menyampaikan apresiasi juga harapan agar program
MAS PEPI & Rumah Bank Sampah hendaknya dilaksanakan secara berkelanjutan
dan tidak selesai sampai di sini saja. " Atas nama Pemerintah Kota
Prabumulih, saya mengapresiasi Program yang telah di launching oleh SKK Migas
& PHR Regional 1 Zona 4. Semoga program ini menjadi inspirasi terus
berkembang hingga ke desa-desa lainya.", ungkap Ali.
General Manager Zona 4, Agus
Amperianto, berkomitmen memberikan kontribusi, khususnya melalui program
pengembangan masyarakat yang dilakukan di wilayah kerja Pertamina.
"Keberhasilan program pengembangan masyarakat selain didukung oleh
berbagai pihak, yang paling utama karena antusiasme dan inovasi tiada henti
dalam melaksanakan pengembangan masyarakat," ujar Agus.
BACA JUGA :
Pimpin Wisuda Purna Bakti 2 Personil. Kapolres Muratara Sampaikan Pesan Menyentuh
Kepala Perwakilan SKK Migas
Sumbagsel Anggono Mahendrawan menegaskan bahwa keberadaan industri hulu migas
memberikan multiplier effect (efek berganda) bagi semua pihak. "Bukan
hanya kegiatan eksplorasi dan produksi saja keberadaan industri hulu migas memberikan kontribusi yang besar berupa Dana
Bagi Hasil Migas, serta melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) dengan
berbagai pilar kategori diantaranya Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan,
Infrastruktur dan Lingkungan yang berperan dalam upaya-upaya pemerintah untuk
memajukan dan mensejahterakan masyarakat di sekitar wilayah operasi Migas”
tambahnya.
Atas kegiatan ini, SKK Migas
Sumbagsel telah menerima laporan atas kontribusi Pertamina EP Prabumulih,
dimana anggaran yang direalisasikan untuk Pembangunan Bank Sampah adalah 30
juta dan dilengkapi perlengkapannya senilai 10jt, adapun biaya pelatihan
pelatihan K3 untuk 15 orang yang berasal dari desa Karya Mulya dan Kemang
Tanduk senilai 80jt ditambah atribut
bagi kelompok Masyarakat Peduli Api senilai 20jt. Pelatihan K3 dilaksanakan di
Desa Kemang Tanduk bekerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan, APK3L (Asosiasi
Profesi K3 dan Lingkungan) dan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi).
“Tentunya program ini sangat
memperhatikan RJPMD dan masukan dari Pemkot serta aspirasi masyarakat yang
selaras dengan target SDGs yang ada di KKKS Pertamina EP dimana secara berkala juga
kami sampaikan realisasi dan capaian dari seluruh KKKS dalam termasuk Pertamina
EP kepada fungsi terkait di Pemkot seperti Bappeda, sebagai wujud sinergi yang
berkelanjutan dalam pengawasan kegiatan usaha hulu migas yang semakin masif
namun tepat dan efisien" tutup Anggono. *