Salah satu bangunan bantuan bedah rumah warga Desa Pulau Kidak Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara |
MURATARA
MSM.COM – Sejumlah warga penerima bantuan bedah rumah di Desa Pulau Kidak,
Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara, mengeluhkan soal bahan bangunan yang
mereka terima untuk pengerjaan bedah rumah.
Mereka
menduga, bahan bangunan bedah rumah tidak sesuai dengan besarnya dana yang
dianggarkan untuk satu unit bedah rumah. Nilai bahan bangunan yang mereka
terima, lebih kecil dari nilai dana yang seharusnya.
Salah
seorang warga Desa Pulau Kidak yang enggan disebutkan namanya menilai, bantuan
bedah rumah tersebut sudah tepat sasaran. Namun, ia mengeluhkan nilai bahan
bangunan yang kurang sesuai.
Dia
menuturkan, bantuan bedah rumah di desa Pulau Kidak sebanyak 13 titik, dengan
luas bangunan 4 x 6 meter persegi. Total dana yang dianggarkan untuk bedah rumah
perunit sebesar Rp. 20 juta.
BACA JUGA :
Sementara,
bahan bangunan untuk satu unit bedah rumah yang ia terima hanya berupa 26 sak
semen, 2 kodi seng sebanyak 40 keping, 4.200 batu bata, Koral dan pasir 5 meter
kubik,
Besi
behel 8 inc sebanyak 7 batang, besi behel 10 inc 16 batang, 1 buah kusen pintu,
2 buah kusen jendela, paku seng 2 kilogram, paku lain 2 kilogram, kawat ikat 1
kilogram, watapel 1 buah, kunci ensil pintu 2 set.
“Ditambah
upah tukang sebesar Rp. 2,5 juta, itupun dipotong Rp. 3 ratus ribu. Warga
penerima bantuan bedah rumah mengeluh, soalnya mereka merasa bahan bangunan yang
diberikan kurang dari Rp. 20 juta” ujarnya, Jumat (20/1/2023).
Salah
seorang yang mengerjakan bangunan bedah rumah, mengaku prihatin dengan keluhan
warga penerima bantuan bedah rumah tersebut.
BACA JUGA :
“Saya
selaku tukang yang mengerjakan bantuan bedah rumah untuk membantu mereka. Saya
merasa kasihan, karena ekonomi mereka benar – benar dibawah standar.
Seharusnya, jangan dipotong hak mereka” imbuhnya.
Berdasarkan
perhitungannya, bahan bangunan untuk mengerjakan satu unit bedah rumah tidak lebih dari Rp. 13 juta. Jika ditambah
upah pengerjaan bedah rumah Rp. 2,5 juta, total baru 15,5 juta.
“Masih
ada sisa Rp. 4,5 juta dari Rp. 20 juta tersebut. Sisa uang tersebut kan bisa
untuk menyelesaikan pembuatan WC dan menambah upah pengerjaan” katanya.
Iken warga Desa Pulau Kidak yang dipercaya membantu menyerahkan bahan bangunan kepada penerima bantuan bedah rumah mengaku, dirinya hanya membantu menyerahkan saja bahan bangunan kepada warga penerima.
“Saya
cuma membantu, soalnya Kades lama tidak menjabat lagi. Sedangkan bantuan ini
adalah bantuan pada masa Kades lama, kan tidak mungkin Kades lama mengurus
bantuan ini. Maka, diserahkan ke saya, saya juga tidak dapat gaji dari kegiatan
ini” tuturnya.
Menurutnya,
apa yang diserahkan dari atas ke dirinya, itulah yang ia sampaikan kepada
penerima bantuan bedah rumah.
“Untuk
upah pengerjaan rumah itu sebesar Rp. 2,5 juta, dibayar setelah pekerjaan
selesai. Itu Cuma saya potong sesuai dengan apa yang mereka pinjam dari saya”
katanya.
“Saya
pernah menyampaikan kepada warga penerima bantuan, kalau mereka mau mengambil
sendiri ke Lubuklinggau silahkan. Tapi, kalau saya yang mengambil ke
Lubuklinggau tentu ada ongkos pengangkutan” tukasnya. (008)