Ilustrasi : Melerai siswa berkelahi Guru SDN 2 Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Muratara dilaporkan orang tua siswa ke polisi |
MURATARA MSM.COM – Tak
pernah dibayangkan oleh guru SDN 2 Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten
Muratara insial DIS, bahwa niat baiknya untuk melerai muridnya S dan A berkelahi.
Malah berujung dirinya dilaporkan ke polisi oleh orang
tua A. Tak sampai disitu, pemberitaan dirinya juga sudah diterbitkan oleh salah
satu berita online, pada Selasa (23/1/2024) lalu.
Dimana
dalam pemberitaan itu, dirinya disebutkan oleh orang tua A telah melakukan
kekerasan dengan memberikan hukuman dengan cara memukul, hingga menyebabkan memar
dan benjol.
Tuduhan
yang disampaikan oleh orang tua A dalam pemberitaan itu, kata DIS, tidaklah
tepat. Memang Dirinya mengakui memberikan hukuman, namun tidak sampai memukul
seperti yang disebutkan oleh orang tua siswa tersebut.
“Apabila
menurut orang tua wali murid, hukuman yang saya berikan tersebut adalah hal
yang tidak dapat diterima, saya memohon maaf yang sebesar - besarnya” ucap DIS,
pada Kamis (25/1/2024).
Menurut
DIS, dirinya sudah berusaha datang ke rumah orang tua wali murid tersebut. Tapi
belum bisa bertemu, lantaran wali murid tersebut sedang tidak ada ditempat.
Dirinyapun
tak menyangka, akan dilaporkan oleh orang tua wali murid ke polisi. Karena
sebagai seorang guru yang sudah lama mengabdi, dirinya sudah mengetahui batas –
batas yang harus dijaga sebagai seorang pendidik.
Kronologis Kejadian
Dengan
didampingi Kepala SDN 2 Surulangun Gunawan, DIS menceritakan kronologis
kejadian perkelahian antara S dan A, yang tak lain adalah anak didiknya di
kelas 3 lantaran Dia yang menjadi wali kelasnya.
“Ada
dua orang siswa yang sama – sama duduk di kelas 3 berkelahi, sebagai wali
kelasnya saya panggil kedua anak itu. Kemudian saya nasehati” ucap DIS
menerangkan.
Kemudian,
keesokkan harinya, kedua anak tersebut kembali akan berkelahi, namun keburu
ketahuan oleh dirinya. Sehingga, keduanya kembali dipanggil dan diminta saling
memaafkan dan berpelukan.
“Nah,
pada Senin (22/1/2024) keduanya kembali berkelahi. Lalu, keduanya saya panggil
kedepan teman – temannya. Saat itu saya berpura – pura marah dan mendorong
kepala mereka berdua seolah – olah membenturkan kepala mereka ke papan tulis”
ucap DIS.
Karena
hanya berpura – pura, kata DIS, tentu saja benturan tersebut tidak keras. Selain
itu papan tulis juga bukan papan yang keras dan tebal, tapi papan yang tipis
dan lentur, serta tidak juga menempel di dinding.
“Jadi,
tidak mungkin hukuman yang saya berikan menyebabkan memar” kata DIS.
Senada
dikatakan, Kepala SDN 2 Surulangun Gunawan. Dia mengatakan sudah berusaha
mempertemukan DIS dengan orang tua wali murid A. Namun, sayangnya orang
tua siswa A sedang tidak ada ditempat.
“Apa
yang dikatakan DIS bisa dibenarkan, dengan hasil wawancara kami dengan siswa –
siswi kelas 3, yang mana mereka yang menyaksikan kejadian tersebut” kata
Gunawan.
Siswa – siswi yang ditanya, kata Gunawan,
mengatakan DIS hanya membenturkan kedua temannya tersebut satu kali, dan
memukul pantat dengan gagang serokan sampah dari plastik juga hanya satu kali.
Saat
S ditanya, kata Gunawan, juga mengakui hal serupa. Namun, S mengatakan, setelah
DIS keluar kelas, A membenturkan kepalanya berkali – kali sambil mengatakan,
bahwa Ia tidak sakit saat dibenturkan DIS.
Tidak
sampai disitu, untuk membuktikan kepada teman – temannya bahwa Ia tak merasa
sakit saat dibenturkan, A pun memukul kepalanya sendiri menggunakan penghapus.
“Ini
dilakukan A karena ditanya oleh teman – teman sekelasnya, apakah
merasa sakit saat dibenturkan DIS ke papan tulis” kata Gunawan.
Sementara,
rekan DIS sesama guru SDN 2 Surulangun Safriansyah menyayangkan pelaporan dari
orang tua A terhadap rekannya DIS ke pihak berwajib, dan juga mengekspos
pemberitaan ke media.
Seharusnya,
kata Safriansyah, orang tua siswa menyelidiki dan mencari kebenarannya dulu,
jangan langsung melapor ke polisi, sedangkan kebenarannya belum pasti.
“Kami
guru harus bagaimana, kalau yang kami lakukan untuk memperingati dan mendidik
anak – anak mereka, malah kami yang selalu disalahkan” sesalnya.
Jurnalis : M. Feriansyah
baca berita lainnya di google news