Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN) Ossy Dermawan mengunjungi Kampung Reforma Agraria di Kelurahan Duyu Kota Palu |
PALU MSM.COM – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil
Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan,
mengunjungi Kampung Reforma Agraria di Kelurahan Duyu, Kota Palu, Rabu
(04/12/2024). Dalam kunjungannya, Wamen Ossy begitu antusias melihat keberhasilan
Kelompok Tani "Duyu Bangkit" dalam memanfaatkan lahan untuk
kesejahteraan masyarakat.
“Kawasan Reforma Agraria ini berhasil menjadi contoh kolaborasi
yang baik antara pemerintah kota, Kantor Wilayah (Kanwil) BPN setempat, Kantor
Pertanahan Palu, Bank Indonesia, dan pihak lainnya. Sinergi ini membawa manfaat
signifikan bagi masyarakat, khususnya peningkatan pendapatan petani sejak
kawasan ini ditetapkan (menjadi Kampung Reforma Agraria, red) pada tahun 2021,”
tutur Wamen Ossy.
Ossy Dermawan juga menyoroti pentingnya pengelolaan lahan dengan
prinsip closed loop system sebagai prototipe yang akan terus dikembangkan di
Kawasan Reforma Agraria lainnya. “Model seperti ini, jika dikelola dengan baik,
dapat mencapai tujuan Reforma Agraria untuk memberikan kemakmuran
sebesar-besarnya bagi masyarakat,” tambahnya.
Redistribusi lahan dan legalisasi aset di Kawasan Reforma Agraria
diharapkan dapat terus berlanjut. Kisah sukses dari Kampung Reforma Agraria di
Palu yang dikenal sebagai penghasil anggur lokal ini, menjadi contoh nyata
bagaimana Reforma Agraria dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Model
ini diharapkan menjadi inspirasi untuk daerah lain di Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penataan Agraria, Yulia Jaya Nirmawati
dalam kesempatan yang sama juga menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat
melalui akses reformasi agraria. “Pak Menteri Nusron menghendaki model
pemberdayaan berbasis loop tertutup untuk memastikan aset yang diberikan dapat
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini melibatkan penyediaan akses permodalan,
ekonomi, hingga pemasaran,” ujarnya.
Namun, ia juga menekankan perlunya kesalahan model sesuai kondisi
daerah. “Tidak semua wilayah bisa menerapkan model yang sama. Seperti Kampung
Reforma Agraria di Palu yang masyarakatnya memasarkan hasil produksi secara
mandiri, ini juga menjadi alternatif pemberdayaan yang efektif,” kata Yulia
Jaya Nirmawati.
Turut hadir pada kegiatan ini, Kepala Kanwil BPN Provinsi Sulawesi
Tengah, Muhammad Tansri; Direktur Pemberdayaan Tanah Direktur Pemberdayaan
Tanah Masyarakat, Freddy A. Kolintama; serta Kepala Kantor Pertanahan
se-Provinsi Sulawesi Tengah.
baca berita lainnya di google news